Budidaya Tanaman Kedelai Berikut ini adalah seputar
informasi yang kami berikan untuk anda semuanya mengenai Budidaya Tanaman Kedelai. Tentunya dalam menjalani kehidupan
yang semakin moderen ini banyak sekali kebutuhan yang ingin kita penuhi, maka
dengan usaha yang maksimal dan disertai doa akan terwujudnya keinginan yang
kita inginkan. Informasi dibawah ini adalah sebagai penyemangat anda dalam
berusaha di bidang yang anda tekuni pada saat ini, simak baik-baik apa yang
kami sampaikan.
untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih impor. Padahal tempe, tahu yang sering kita konsumsi bahan bakunya adalah kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi kedelai karena memang kedelai bukan asli tanaman dari Indonesia. Kita mengimpor kedelai dalam jumlah yang sangat besar.
untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih impor. Padahal tempe, tahu yang sering kita konsumsi bahan bakunya adalah kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi kedelai karena memang kedelai bukan asli tanaman dari Indonesia. Kita mengimpor kedelai dalam jumlah yang sangat besar.
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi
teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks
perta-naman masih dibawah 300. Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan
pola tanam padi padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi
per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup
OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis
meng-gunakan pula tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah
satu tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya
menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat
diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh
tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan
penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet
ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur
genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas
varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci,
Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya.
Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka
Brebes dan Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara
khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan
benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh
tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 %
atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh
cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji
rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit,
serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta
kering.
Keperluan benih per hektarberkisar
antara 30 - 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah
dilakukan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga
meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah
menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4
m dan panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara
30 - 40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup
tanah) dari jerami yang dipotong.
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali
ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk
menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara.
Caranya :
a. Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b. Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c. Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan
takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang
sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang
sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal,
dengan urutan sebagai berikut :
a. Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau
abu sekam, abu dapur.
c. Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e. Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.
Waktu dan cara pemupukan, pupuk
diberikan tiga kali, yaitu :
a. Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping
tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b. Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan
cara dienclo disamping tanaman.
c. Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya
dengan cara dienclo disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau,
tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar
bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase
penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan
dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah
tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.
Penyiangan dilakukan tergantung dari
ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat
dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah
tanaman selesai berbunga.
Hama tanaman kedelai umumnya banyak
menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman
kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a. Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat
kacang atau lalat bibit. Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji atau
daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida Larvin pada
benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b. Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis
ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih. Pengamatan intensif disertai
pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi dengan
pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25
EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c. Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek
polong dan pengisap polong. Pengendaliannya secara preventif dilakukan
penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap
dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum
dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC
dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d. Pengendalian hama tikus
- Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan
pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
- Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus
bersarang.
- Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus
terus menerus selama pertanaman kedelai.
e. Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun
dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi
2 gram / liter air. Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan
oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya
dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang dicabut dan dibakar) atau
memberantas serangga yang merupakan penularnya (vektor).
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan denga
cara membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat
khusu lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul
dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji
dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur sampai kering betul (kadar air
mencapai sekitar 10 - 12 %). Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan
biji dapat terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah
kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah karung goni
Demikian seputar info yang kami berikan mengenai budidaya tanaman kedelai, Baca juga info yang
lainya seperti Cara Budidaya Kelengkeng di Pot Tanaman Rumah atau Cara Budidaya Bawang Merah sebagai sumber
referensi untuk anada semuanya dalam melakukan usaha yang sedang anda tekuni,
salam sukses untuk sobat semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar